STRATEGI
PENGEMBANGAN PESAN
Setelah
menetapkan sasaran yang dipilih, maka kita dapat menyusun sebuah pesan yang
dapat mendorong sasaran ke arah tindakan
atau perbuatan yang diharapkan. Dalam pengembangan suatu pesan diperlukan
kemampuan antara ilmu dan seni.
Hal
yang harus diperhatikan dalam strategi pengembangan pesan ialah Thema,
copywriting, Ilustrating, dan Layout.
Dalam
pengembangan komunikasi yang efektif ada delapan tahapan yang harus dinilai. Yang
harus dilakukan komunikator ialah:
Pertama
mengidentifikaisi audiens sasaran. Proses komunikasi pemasaran harus diawali
dengan pendefinisian yang jelas tentang audiens sasaran. Misalnya: pesan
tertentu akan ditujukan kepada pembeli potensial produk perusahaan, pemakai,
pengambil keputusan atau pembawa pengaruh bisa berupa kelompok, individu,
publik tertentu atau publik secara umum. Audience sasaran sangat mempengaruhi
keputusan komunikator tentang apa, bagaimana, kapan, dimana, dan kepada siapa
pesan yang hendak disampaikan.
Kedua,
Menentukan Tujuan Komunikasi. Setelah pasar sasaran dan persepsinya dipahami,
kominkator pemasaran mesti merumuskan respon aundiens yang inginkan. Pemasar mungkin
hanya ingin menempatkan pesannya dalam benak konsumen, mengubah sikapnya, atau
mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Ketiga,
setelah aundiens sasaraan dan respon yang diinginkan selesai dirumuskan,
komunikator bisa beranjak ke pengembangan pesan yang efektif. Idealnya pesan
tersebut harus menarik perhatian, menimbulkan niat, memicu keinginan, dan
mendorong orang untuk berbuat. Dalam perumusan pesan menuntut kita untuk
menjawab empat pertanyaan : apa yang disampaikan (isi pesan), bagaimana
mengatakan nya secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara
simbolis (format pesan), dan siapa yang menyampaikannya (sumber pesan).
Keempat,
Memilih Saluran Komunikasi. Komunikator memilih saluran komunikasi yang paling
efisien untuk menyampaikan pesannya. Misalnya, umumnya detailer perusahaan
formasi jarang dapat meminta waktu lebih dari sepuluh menit dari seorang dokter
yang sibuk. Presentasi mereka harus singkat, tajan, mengena dan meyakinkan. Hal
ini membuat kunjungan detailer sangat mahal. Industri farmasi mau tidak mau
mesti memperluas saluran komunikasinya dengan memasang iklan di jurnal
kedokteran, mengirim direct-mail (berisi kaset audio dan video), membagi Sampel
gratis, dan juga telemarketing. Saluran komunikasi dapat dibagi menjadi dua,
personal dan non personal. Saluran komunikasi personal meliputi dua orang atau
lebih yang berkomunikasi langsung secara tatap muka, pembicara dengan
audiensnya lewat telepon atau email komunikasi personal bisa lebih efektif
karena adanya peluang untuk mengindividualisasikan penyampaian pesan dan umpan
baliknya. Sedangnya saluran nonpersonal meliputi media, atmosfir dan even. Media
terdiri dari media cetak (koran, majalah, direct-mail), media siaran
(radio,televisi), media elektronik (kaset audio, Video, CD-ROM, halaman web),
dan media display (baliho, papan iklan, poster, sign). Kebanyakan pesan non
personal berasal dari media yang harus dibayar perusahaan (paid Media).
Kelima,
Menetapkan Total Anggaran Komunikasi. Menurut pendapat Titik Nurbiyati dan
Mahmud M (2005:287) dalam buku manajemen pemasaran kontemporer, salah satu
kegiatan paling penting dan merupakan keputusan yang paling sukar yang biasanya
dihadapi oleh perusahaan adalah menetapkan besarnya biaya promosu. Untuk menetapakan
seberapa besar biaya promosi sebelumnya harus melalui proses penganggaran. Perusahaan
dalam proses penganggaran ini bisa saja menerapkan metode dengan menetapkan
terlebih dahulu jumlah anggaran untuk periklanan yang meliputi metode
keterjangkauan, metode presentase penjualan, metode keseimbangan kompetitif,
dan metode tujuan dan tugas.
Keenam, Memutuskan
Bauran Komunikasi. Perusahaan harus membagi seluruh anggaran promosi dalam
bauran komunikasi pemasaran diantara sarana promisi yang utama yang terdiri
dari emat model komunikasi utama sebagai berikut : iklan, promosi penjualan,
pemasaran langsung dan interaktif atau penjualan pribadi, Hubungan masyarakat
(PR).
Ketujuh, Mengukur Hasil Komunikasi. Dalam Kotler
(2005:330). Setelah pelaksaan promosi, komunikator harus bisa mengukur
pengaruhnya pada target audiens. Anggota target audiens ditanya apakah memahami
dan bisa mengingat pesan tersebut, berapa kali mereka melihat, poin apa yang
diingat, bagaimana perasaan mereka tentang pesan itu, dan sikap mereka dulu dan
sekarang terhadap produk dan perusahaan. Komunikator juga harus mengumpulkan
ukuran, prilaku respon audiens, seperti beberapa banyak orang yang membeli
prosduk, suka atau tidak, dan membicarakan tentang hal tersebut pada orang
lain.
Dan yang terakhir, Mengelola Proses Komunikasi
pemasaran terpadu. Dengan menggunakan strategi komunikasi pemasaran terpadu
akan menghasilkan konsistensi komunikasi yang lebih baik dan dampak penjualan
yang lebih besar. Komunikasi pemasaran terpadu membawa strategi komunikasi pemasaran
kearah positif bagi perusahaan maupun konsumennya. Dalam Kontler (2005:337).
Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh proses komunikasi memerlukan Integrated
Marketing Communication : rencana komunikassi pemasaran yang menyadari nilai
tambah dari rencana yang komprehensive yang menilai peranan strategi dari
bermacam-macam disiplin komunikasi dan menggabungkan disiplin ini untuk
menghasilkan kejelasan, konsistensi, dan pengaruh maksimum melalui keutuhan
pesan yang berlainan.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment