Thursday, November 23, 2017

Budgetting



BUDGETTING
Budgetting  merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget tergantung besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas, tentu saja diperlukan rencana yang sangat matang oleh suaru perusahaan agar bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat merasakan begitu pentingnya suatu perencanaan dan pengawasan yang baik hanya dapat diperoleh manajemen dengan mempelajari, menganalisa dan mempertimbangkan dengan seksama kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Dalam melakukan penganggaran oleh suatu perusahaan, pasti ada hal yang menjadi menyenangkan dan merugikan bagi perusahaan ketika penyaluran anggarannya. Adapun yang menguntukan bagi perusahaan pada saat melakukan budgetting  adalah
ü  Mempercepat dan mengefesienkan pencapaian tugas. 
ü  Mengurangi tugas-tugas rutin operasional pimpinan sehingga ia lebih terfokus kepada hal-hal yang bersifat jangka panjang dari stategis.
ü  Meningkatkan daya kopetensi, motivasi, dan menimbulkan proses penilaian yang lebih objektif. 
Dan kelemahan pada saat melakukan budgetting bagi perusahaan adalah
ü  Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.
ü  Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.
Oleh karena itu, ketika ingin melakukan budgetting yang dilakukan oleh suatu perusahaan, maka perusahaan harus mengetahui atau  menentukan kearah mana perusahaan akan bergerak, aktivitas apa saja yang akan dilaksanakan dan apa hasil yang akan dicapai, maka anggaran dapat membantu agar rencana yang telah disusun berjalan dengan efektif dan efisien”.

Di suatu perusahaan ketika melakukan suatu pemasaran, tidak akan terlepas dengan Budgetting, karena budgetting  merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget tergantung besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas, tentu saja diperlukan rencana yang sangat matang oleh suaru perusahaan agar bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat merasakan begitu pentingnya suatu perencanaan dan pengawasan yang baik hanya dapat diperoleh manajemen dengan mempelajari, menganalisa dan mempertimbangkan dengan seksama kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Anggaran dapat mengontrol penggunaan dana agar tidak terlalu besar, serta mengontrol dan mengendalikan kinerja karyawan karena mereka dituntut untuk menjalankan aktivitas sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Sebuah anggaran yang telah disusun tidak akan memberikan hasil yang baik tanpa adanya pengawasan yang dilaksanakan dengan baik juga.
A.    Pengertian Budgetting menurut para ahli  (Anggaran)
Anggaran Menurut Munandar “defenisi anggaran adalah ”suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku untuk  jangka waktu yang akan datang.” 
Menurut Welsch “anggaran juga dapat diartikan sebagai istilah perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh dapat didefenisikan secara luas sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian tanggung jawab manajemen”.
Menurut Nafarin “anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang maupun jasa”.  
Menurut Sofyan  “anggaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan formal untuk tercapainya pelaksanaan fungsi perencanaan sebagai alat membantu pelaksanaan tanggung jawab manajemen”.
Menurut Garisson, Norren, and Brewer, “anggaran adalah suatu rencana terperinci mengenai pendapatan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama periode tertentu.”
Jadi dapat saya simpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana perusahaan dalam pengendalian keuangan suatu perusahaan dalam jangka tertentu.
Penyelesaian anggaran bagi seluruh unit organisasi  akan memfasilitasi koordinasi aktivitas lintas departemen dan unit organisasi yang lain, membantu manajer mengidentifikasi sumber hambatan  saat ini dan hal-hal potensial yang membuat operasi berjalan dengan tidak lancar. Anggaran juga berfungsi sebagai alat komunikasi dimana manajemen  puncak mendefinisikan  rencana dan  tujuannya untuk periode agar  manajer  lainnya dan karyawan memiliki akses terhadap informasi tersebut, menjadi alat motivasi, serta menyediakan otoritas untuk memproleh dan menggunakan sumber daya. Pada akhir periode operasi, anggaran pada periode tersebut dapat berfungsi sebagai dasar untuk menilai kinerja dengan cara melaporkan kinerja dengan cara melaporkan kinerja antara pengeluaran aktual yang dilakukan dengan hasil operasi.
B.     Tujuan, fungsi dan mamfaat  Anggaran
1.      Tujuan Anggaran
Anggaran sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan karena anggaran dapat mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-hal atau aktivitas-aktivitas yang tidak dibenarkan oleh undang-undang. Menurut M. Nafarin dalam buku “Penganggaran Perusahaan” (2004:15) menyatakan bahwa tujuan anggaran adalah:
a)      Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
b)      Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c)      Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan.
d)     Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
e)      Menyempurkan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
f)       Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
2.      Fungsi Anggaran
Menurut Mardiasmo dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Sektor Publik” mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
a)      Anggaran sebagai alat perencaan (planning tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
b)      Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool)
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
c)      Anggaran sebagaialat kebijakan fiskal (fiscal tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
d)     Anggaran sebagai alat politik (political tool)
Anggaran sebagai alat politik digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan tehadap prioritas tersebut.
e)      Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (coordination and communication tool)
Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintah. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organiasasi.
f)       Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (performance measurenment tool)
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerka eksekutif akan dinilai berdasarkanpencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
g)      Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)
Anggaran dapa digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan staffnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, fan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
h)      Anggaran sebagai alat menciptakan ruang publik (public sphere)
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik.
3.      Manfaat Anggaran
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan suatu anggaran untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Menurut M.Nafarin dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan” (2004:15) mengemukakan manfaat anggaran sebagai berikut :
a)      Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
b)      Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.
c)      Dapat memotivasi pegawai.
d)     Menimbulkan rasa tanggungjawab pada pegawai.
e)      Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f)       Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
g)      Alat pendidikan bagi para manajer (Assauri Sofyan. 2002).
C.     Proses penyusunan Budgetting
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up)
1.      Dari atas ke bawah (Top-down)
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas.[4] Proses penyusunan anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada para karyawannya agar menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program.[4] Terdapat 5 metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah:
a)      Metode kemampuan (The affordable method) adalah metode di mana perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa mepertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
b)      Metode pembagian semena-mena (Arbitrary allocation method) merupakan proses pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik dari metode sebelumnya. Metode ini tidak berdasar pada teori, tidak memiliki tujuan yang jelas, dan tidak membuat konsep pendistribusian anggaran dengan baik.
c)      Metode persentase penjualan (Percentage of sales) menggambarkan efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan persentase peningkatan penjualan di lapangan. Metode ini mendasarkan pada dua hal, yaitu persentase penjualan dan sejumlah pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi yang dilakukan.
d)     Melihat pesaing (Competitive parity) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya. Tiap perusahaan akan berusaha untuk melakukan promosi yang lebih baik dari para pesaingnya dengan tujuan untuk menguasai pangsa pasar.
e)      Pengembalian investasi (Return of investment) merupakan pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi lainnya. Sesuai dengan arti katanya, investasi berarti penanaman modal dengan harapan akan adanya pengembalian modal suatu hari.
2.      Dari bawah ke atas (Bottom-up)
Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan anggaran. Terdapat 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas, yakni:
a)      Metode tujuan dan tugas (Objective and task method) dengan menegaskan pada penentuan tujuan dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
b)      Metode pengembalian berkala (Payout planning) menggunakan prinsip investasi di mana pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akan mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi keuntungan yang diterima dari hasil penjualan. Pada tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik impas (break even point) antara biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan.  Strategi ini hasilnya dirasakan dalam jangka panjang.
c)      Metode perhitungan kuantitatif (Quantitative models) menggunakan sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukkan dalam komputer dengan teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Metode ini jarang digunakan karena kompleks dalam pemakaiannya.
D.    Jenis-Jenis Anggaran
1.      Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang diperkirakan akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan datang. Pada umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang dijual serta harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing daerah penjualan yang ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan yang disusun tersebut akan dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan perusahaan dari penjualan produk serta jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang dijual.
Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun peramalah penjualan perusahaan dengan mempergunakan model yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan. Beberapa model yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran penjualan produk perusahaan ini antara lain model tren pangkat tunggal, tren pangkat dua, regresi, dan lain-lain.
2.      Anggaran Produksi
Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka anggaran produksi akan dapat disusun. Di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam:
a)      Pola produksi konstan
Merupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau relatif sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan yang lain.
b)      Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah stabil atau tetap.
c)      Pola produksi moderat
Merupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk yang ada. Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan berusaha untuk mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.
3.      Anggaran Bahan Baku
Apabila anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah dapat disusun pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku atau yang disebut dengan material usage rate.
Apabila tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan data anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama satu periode) maka akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan dipergunakan tersebut.
Apabila persediaan awal bahab baku ternyata lebih besar dari rencana persediaan akhir, maka besarnya pembelian bahan baku akan sama dengan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi dikurangi dengan selisih persediaan awal dengan persediaan tersebut, begitu pula sebaliknya.
Dengan dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibeli ini maka manajemen perusahaan akan dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang diperlukan di dalam pembelian bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunannya, yaitu:
a)      Budget unit yang diproduksi, khususnya tentang kualitas, kuantitas barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
b)      Berbagai standar pemakaian bahan dari masing-masing jenis bahan mentah untuk proses produksi yang telah ditetapkan perusahaan
4.      Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung akan sangat perlu pula untuk dikendalikan biayanya, karena tenaga kerja langsung ini juga merupakan salah satu unsur pembentuk harga pokok produksi. Tanpa adanya pengendalian biaya tenaga kerja langsung yang baik, maka besar kemungkinan bahwa biaya tenaga kerja langsung ini menjadi lebih besar dari biaya yang sewajarnya, sehingga harga pokok produksi atau HPP akan menjadi bertambah besar. Kondisi ini tentu saja akan menurunkan daya saing perusahaan.
Untuk mengadakan perhitungan terhadap biaya tenaga kerja langsung yang dipergunakan di dalam pelaksanaan proses produksi, maka perlu ditentukan terlebih dahulu satuan dasar yang akan dipergunakan untuk perhitungan tersebut. Satuan dasar ini penting artinya karena dengan adanya satuan dasar yang dipergunakan untuk perhitungan biaya tenaga kerja langsung, maka kesimpangsiuran di dalam penyusunan biaya tenaga kerja langsung tersebut akan dapat dihindarkan.
Pada umumnya untuk menyusun perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini dikenal dua macam dasar perhitungan, yaitu upah per unit produk, dan upah per jam. Masing-masing sistem upah tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga sebelum mengadakan pemilihan sistem mana yang akan dipergunakan di dalam perusahaan maka perlu mempelajari terlebih dahulu sistem mana yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Di dalam sistem upah per unit, maka para karyawan langsung akan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebanyak-banyaknya sehingga produktivitas karyawan tersebut akan cenderung meningkat. Namun upah per unit memiliki kelemahan dimana karena para karyawan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebesar-besarnya, maka terkadang kualitas unit produk yang dihasilkan cenderung menurun karena menjadi terabaikan. Bila tidak diimbangi dengan pengawasan yang ketat dari pihak manajemen, maka dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar karena hilangnya kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya.
Sistem upah menurut waktu (unit per jam) dapat membuat para pekerja menghasilkan unit produk yang berkualitas tinggi karena tidak terfokus pada tujuan menghasilkan produk sebanyak-banyaknya. Namun kelemahan dari sistem ini adalah karyawan cenderung untuk memperlama waktu waktu penyelesaian pekerjaan karena tidak mempengaruhi besarnya penerimaan mereka.
5.      Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam penyusunan perhitungan besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
6.      Anggaran Persediaan
Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang setengah jadi, persediaan barang jadi.
7.      Anggaran Biaya Non Produksi
Anggaran Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak termasuk dalam biaya-biaya produksi. Selain itu biaya non produksi ini hanya sebagai penunjang kegiatan produksi sehingga tidak akan mempengaruhi penjualan yang sudah dianggarkan dan kebutuhan persediaan.
8.      Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang mengumpulkan laba sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan semua aktiva atau modal yang dimiliki. Oleh karena itu dalam anggaran ini harus sangat teliti dalam mengambil keputusan untuk menghindari kerugian yang sangat besar.
9.      Anggaran Kas
Anggaran Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal kas, ditambah kas masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas yang diantisipasi, saldo kas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin perlu dipinjam.
10.  Anggaran Rugi-Laba
Anggaran Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran operasional seperti penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya adminstrasi dan keuangan diringkas dalam laporan laba-rugi dianggarkan.
11.  Anggaran Neraca
Anggaran Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir aktiva, utang, dan modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana dengan baik.
12.  Anggaran Perubahan Posisi Keuangan
Anggaran Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana perubahan aktiva, utang, dan modal perusahaan selama periode yang dianggarkan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan.
E.     Keuntungan dan kelemahan Budgetting bagi perusahaan
1.      Keuntungan  Anggaran 
Sistem anggaran memiliki biaya dan memerlukan pengorbanan tetapi dibalik pengorbanan itu banyak keuntungan. Keuntungan anggaran  antara lain adalah :
  1. Mempercepat dan mengefesienkan pencapaian tugas. 
  2.  Mengurangi tugas-tugas rutin operasional pimpinan sehingga ia lebih terfokus kepada hal-hal yang bersifat jangka panjang dari stategis.
  3.  Meningkatkan daya kopetensi, motivasi, dan menimbulkan proses penilaian yang lebih objektif. 
  4. Dapat menilai kemajuan kerja (progress) pencapaian tujuan. 
  5. Dapat mengetahui lebih dini setiap penyimpangan dari tujuan. 
  6.  Dapat membedakan antara yang efisien dan yang tidak efisien.
  7.  Mengurangi hal-hal yang bersifat kabur, ambivalen, atau ambigius. 
  8.  Dapat memantapkan pelaksanaan manajemen, pengawasan, akuntansi secara lebih.
  9.   Dapat mengarahkan kegiatan kebidang yang lebih menguntungkan. 
  10.   Dapat menilai prestasi karyawan atau bagian yang lebih objektif. 
2.      Kelemahan Anggaran 
Meskipun begitu banyak keuntungan yang diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran. Adapun kelemahan - kelemahan tersebut antara lain :
  1.   Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.
  2.   Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.
  3.   Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes. 
  4.  Anggaran harus disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
F.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggaran Produksi
Untuk dapat membuat suatu perencanaan yang baik haruslah diperhatikan masalah yang terdapat didalam perusahaan dan masalah-masalah yang datangnya.
1.      Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
  1.   Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
  2.   Syarat pembayaran barang yang dijual
  3.   Pemilihan saluran distribusi
  4.   Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
  5.   Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
  6.   Fasilitas yang dimiliki perusahaan
  7.   Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain.
2.      Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap perusahaan :
  1.   Persaingan
  2.   Tingkat pertumbuhan penduduk
  3.   Tingkat penghasilan masyarakat
  4.   Tingkat pendidikan masyarakat
  5.   Tingkat penyebaran masyarakat
  6.   Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
  7.   Kebijaksanaan pemerintah
  8.   Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan tehnologi.
G.    Pemilihan Media untuk meningkatkan efektivitas anggaran
Soekanto berpendapat bahwa “ efektifitas adalah pencapaian tujuan akan hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor faktor tenaga, waktu, biaya, pikiran, alat-alat, dan lain-lain yang telah dikeluarkan. Berdasarkan pengertian diatas, bahwa efektifitas merupakan suatu keadaan yang dimana perusahaan mampu mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan atau direncanakan sebelumnya. Adapun indikator yang menentukan efektifitas pengendalian baiya produksi yaitu perbandingan biaya produksi yang sesungguhnya dengan yang dianggarkan sebelumnya dan selisih perbandingan anatara anggaran dengan realisasi.
Pencapaian sebuah niali efektifitas berawal dari bagaimana sebuah perusahaan menjalankan suatu pengendalian. Pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan antara rencana dengan pelaksanaannya sehingga dapat ditentukan penyimpanan yang timbul apakah sudah menjadi tanda bahwa bagi organisasi atau unit-unit lainnya. Penyimpanan tersebut digunakan dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaiakn di masa yang akan datang.
James D.Wilson dan John B. Campbell ( 1997 : 83 ) mengemukakan proses pengendalian meliputi empat langkah dasar yaitu :
a)      Menetapkan standar pengkuran ( anggaran ). 
b)      Membandingkan realisasi dengan standar anggaran. 
c)      Mencari sebab-sebab terjadinya penyimpanan. 
d)     Mengambil tindakan koreksi ( perbaikan ).
Berdasarkan uraian di atas, pada anggaran biaya produksi sebagai salah satu alat merencanaan dan alat pengendalaian jangka pendek, agar anggaran tersebut dapat dipakai membantu manajemen dalam membawa perusahaan sedekat mungkin dengan tujuan yang telah ditetapkan, yaitu dengan menggunakan anggaran biaya produksi sebagai salah satu tolak ukur dalam pengendalian biaya produksi.
Pengendalian biaya produksi bertujuan untuk memperoleh sejumlah produksi dengan kualitas yang dikehendaki, dari pemakaian sejumlah bahan tertentu, tenaga kerja, usaha atau fasilitas yaitu memperoleh hasil yang baik dengan biaya yang sekecil mungkin dalam kondisi yang ada. Untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpanan dalam anggaran biaya produksi, dapat dilakukan pengendalian dengan membandingkan data hasil pengamatan berupa catatan realisasi biaya produksi dengan data yang diharapkan. Yang dalam hal ini berarti adalah anggaran biaya produksi telah disusun. Setelah dilakukan perbandingan maka akan diketahui berapa jumlah selsisih secara keseluruhan anatara realisasi biaya produksi dan anggaran baiya produksi. Selisih tersebut kemudian di cocokan dengan standar ukuran efektifitas, dengan demikian dapat diketahui sejuah mana efektifitas pengendalian yang telah dilakukan (Jurnal akutansi Fe Unsil, 2008).

Paper ini ditulis oleh Polindi Mahasiswa Jurusan Perbankan Syari’ah IAIN Pontianak angkatan 2017

DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Akuntansi FE Unsil,Vol. 3, No. 1,2008
Assauri Sofyan. 2002.  Manajemen Pemasaran Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Purwanto, Joko.2006. Komunikasi Bisnis ( jilid ke 3 ). Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
Stanton, Willian. 1984. Prinsip Pemasaran(jilid ke 1). Jakarta : PT. Erlangga

0 comments:

Post a Comment