ANALISIS KONSUMEN II
Perilaku konsumen
memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan berhasrat
mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan utamanya
adalah pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen,sertakebijakan umum. Sebelum
Perang Dunia II, banyak perusahaan, tetapi berorientasi pada produksi yang
mencerminkan filosofi bahwa “produk yang baik akan menjual diri sendiri”. Namun
persoalannya berubah sesudah perang, ketika banyak perusahaan mendapatkan bahwa
mereka memiliki kapasitas yang lebih produktif daripada yang diserap pasar.
Segera menjadi penting sekali untuk mengubah focus dari produksi ke pemasaran.Elemen
kunci dala definisi ini adalah pertukaran antara pelanggan dan penyuplai.
Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan
tujuan memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang
normal, uang ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.Perhatikan bahwa
pelanggan terletak pada inti dari proses tersebut. Semua yang dilakukan
penyuplai dalam hal produk, harga, promosi dan distribusi diadaptasikan dengan
permintaan pasar. Oleh karena itu pelanggan menjalankan pengaruh dominan pada
semua yang dilakukan perusahaan. Tidak mengherankan bahwa studi perilaku
konsumen memiliki akar utamanya di dalam bidang ekonomi, dan yang lebih baru,
dalam bidang pemasaran.
A.
Definisi
prilaku konsumen
Perilaku konsumen merupakan suatu
proses yang berkaitan erat dengan proses pembelian, pada saat itu konsumen
melakukan aktifitas-aktifitas seperti melakukan pencarian, penelitian, dan
pengevaluasian produk. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Yang termasuk ke dalam perilaku
konsumen selain mengenai kualitas produk, juga meliputi harga produk atau jasa
tersebut. Jika harga suatu produk tidak terlalu tinggi, maka konsumen tidak
akan terlalu lama membutuhkan waktu untuk memikirkan dan melakukan aktifitas
perilaku konsumen. Namun jika harga suatu barang atau jasa tersebut bisa
dibilang tinggi, atau mahal, maka konsumen tersebut akan memberikan effort lebih
terhadap barang tersebut. Pembeli tersebut akan semakin lama melakukan perilaku
konsumen, seperti melihat, menanyakan, mengevaluasi, dan mempertimbangkan.
Berikut adalah beberapa
definisi perilaku konsumen menurut para ahli:
A.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard
Perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan produk dan jasa, termasuk didalamnya adalah
proses keputusan yang mengawali serta mengikuti tindakan pembelian tersebut.
Tindakan tersebut adalah terlibat secara langsung dalam proses memperoleh,
mengkonsumsi bahkan membuang atau tidak jadi menggunakan suatu produk atau jasa
tersebut.
B. Menurut The American Marketing Association
Perilaku konsumen adalah proses
membagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan
dimana seseorang melakukan pertukaran aspek kehidupannya.
C. Menurut Mowen
Perilaku konsumen merupakan
aktivitas ketika seseorang mendapatkan, mengkonsumsi atau membuang barang atau jasa pada saat proses pembelian.
A.
Menurut Schiffman dan Kanuk
Perilaku konsumen adalah suatu
proses yang dilalui oleh seorang pembeli dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi serta bertindak pada konsumsi produk dan jasa, maupun ide yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seseorang tersebut.
B. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
Proses
Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya
konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa.
Evaluasi dan pemilihan yang digunakan akan menghasilkan suatu keputusan.
Pengambilan ke putusan sendiri merupakan sebuah proses yang terdiri dari
beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif
sesudah pembelian (Engel,1995). Selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses
pengambilan keputusan membeli yang meliputi pengertian proses pengambilan
keputusan membeli, tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli,
tingkatan dalam proses pengambilan keputusan membeli serta faktor apa saja yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli.
Pengertian
proses pengambilan keputusan membeli Engel (1995) mengatakan bahwa proses
pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Pengambilan keputusan membeli
merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang
akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana
pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993). Berkowitz (2002) juga
mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui
pembeli dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli.
Ahli lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan.
Pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu
diantaranya (Setiadi, 2003). Sementara Schiffman-Kanuk (2007) mengatakan bahwa
keputusan sebagai seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, dengan
kata lain ketersediaan pilihan yang lebih dari satu merupakan suatu keharusan
dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian diatas, maka proses pengambilan
keputusan membeli yang dipakai dalam penelitian ini merujuk pada teori yang
dikemukakan oleh Engel (1995) yakni proses pengambilan keputusan membeli
mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan. Selanjutnya akan dibahas mengenai tahapan-tahapan dalam membeli.
·
Para ahli telah
merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:
Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.
Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.
·
Pencarian informasi Konsumen
yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih
banyak. Sumber informasi konsumen yaitu: Sumber pribadi: keluarga, teman,
tetangga dan kenalan. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan
penjualan. Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen Sumber
pengalaman penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk
·
Evaluasi alternatif Konsumen
memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut
manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk
citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif
dan ingatan selektif
·
Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi, para
konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan
pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang
dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian.
Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian,
yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas keputusan waktu
dan keputusan metode pembayaran
·
Perilaku pasca pembelian
Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian
dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen
melakukan pembelian ulang.
C.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Perilaku pembelian
konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi,
dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan
paling dalam adalah faktor budaya.
1. Faktor budaya
Faktor budaya
memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
2. Faktor sosial
Perilaku konsumen
juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta
peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak
kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok
adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu
atau bersama. Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan
pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang
umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub,
organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan
dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
3. Faktor pribadi
Keputusan
pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan
daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan
dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan
atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas
rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Situasi ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan
yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan
hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang Gaya hidup seseorang
adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat
seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang
berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik
kelas sosial seseorang. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada
dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif
konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam
menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat
diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian
tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
4. Psikologi
Pemilihan barang
yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis,
yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
1.
Perhatian yang selektif
2.
Gangguan yang selektif
3.
Mengingat kembali yang selektif
4.
Pembelajaran menjelaskan perubahan
dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan
merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
5. Faktor Marketing Strateg Merupakan variabel dimana pemasar
mengendalikan
D. Proses Internal Psikologi Konsumen
Proses psikologis dasar peran penting dalam memahami
bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka.Sebelum
mengambil keputusan ada lima tahap yang harus dilewati dalam proses keputusan
pembelian oleh konsumen, yaitu:
Pengenalan Masalah, proses pembelian dimulai ketika
pembeli menyadari suatu masalah atau Kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan
internal dan eksternal. Pemasar harus harus mengidentifikasi keadaan yang
memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen
sehingga mereka bisa mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat
konsumen.
Pencarian Informasi, tingkat ini merupakan salah satu
tingkat yang penting bagi seorang konsumen dalam mengambil sebuah keputusan.
Seorang konsumen harus melakukan survei ke beberapa toko dan membandingkan
beberapa merek agar benar-benar mendapatkan sebuah produk yang berkualitas.
Sumber informasi yang dapat dijadikan acuan oleh konsumen diantaranya adalah pribadi
(keluarga, teman, tetangga, rekan), Komersial (iklan, situs web), Publik (media
massa, organisasi), Eksperimental (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk).
Evaluasi Alternatif, setelah mendapatkan informasi hal
yang harus dilakukan oleh konsumen adalah melakukan penilaian atau evaluasi
terhadap sebuah produk. Beberapa konsep dasar yang akan membantu konsumen untuk
memhami proses evaluasi adalah konsumen berusaha untuk memuaskan kebutuhan,
mencari manfaat tertentu dari solusi produk dan konsumen melihat sebuah produk
sebagai sekelompok atribut yang mampu menghantarkan manfaat yang diperlukan
untuk memuaskan kebutuhan. Keputusan pembelian, dalam tahap evaluasi konsumen
membentuk preferensi antarmerk dalam kumpulan pilihan, konsumen mungkin juga
membentuk maksud untuk membeli merk yang paling disukai. Untuk melakukan atau
mengambil sebuah keputusan konsumen dapat membentuk lima subkeputusan yaitu
merek, penyalur, kualitas, waktu, metode pembayaran.
Perilaku Pasca Pembelian, setelah pembelian, konsumen
mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu
atau mendengar hal-hal yang menyenagkan tentang merek lain dan waspada terhadap
informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok
keyakinan dan evaluasi memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa
nyaman tentang merek tersebut. Oleh karena itu konsuemn harus mengamati
keputusan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan produk
pascapembelian.
Psikologi konsumen
adalah hubungan antara penciptaan suatu produk dan peluang penggunaannya oleh
individu dengan proses-proses mental (psikologis) yaitu meliputi pemahaman
tentang proses psikologi dalam diri konsumen sebagai individu maupun kelompok,
aspek-aspek psikologi yang dipertimbangkan dalam strategi pemasaran/distribusi
produk, riset pemasaran dalam konteks psikologi.
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.[1] Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.[1] Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Psikologi konsumen atau di kenal dengan istilah
perilaku konsumen menurut Munandar (2001) adalah mempelajari secara luas
perilaku manusia terhadap barang barang dan jasa di mana manusia sebagai
konsumennya. Misalnya menguraikan macam pilihan dan alasan terhadap apa yang
telah di pilih.
Bahkan Sutisna (2002) mengatakan bahwa terdapat dua
alasan mengapa psikologi untuk di pelajari ? pertama, karena konsumen sebagai
titik sentral perhatian pemasaran. Kedua, karena ini menunjukan bahwa lebih
banyak produk yang ditawarkan dari pada permintaan.
Mempelajari apa yang di inginkan dan di butuhkan oleh
konsumen pada saat ini merupakan hal sangat penting karena, memahami konsumen
akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien. Dengan
bidikan yang fokus, maka biaya yang di keluarkan untuk promosi akan lebih murah
dan tepat sasaran. Selain itu, penawaran produk yang berlebih akan menyebabkan
banyak produk yang tidak terjual atau tidak di konsumsi oleh konsumen.
E. Alternatif Pendekatan Dalam
Mempelajari Perilaku Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam
meneliti perilaku konsumen.[5] Pendekatan
pertama adalah pendekatan interpretif.[5] Pendekatan
ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi
dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion
untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang
dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan ke dua adalah pendekatan
tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif,
sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.[5] Pendekatan
ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan
pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei
untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang
konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ke tiga disebut sebagai
sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika[5]Pendekatan
ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan
hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow (Teori hierarki kebutuhan Maslow) untuk
memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi,
yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Paper ini ditulis oleh Aryani Puspita Mahasiswa
Jurusan Perbankan Syari’ah IAIN Pontianak angkatan 2014
Daftar pustaka
Ma’ruf Jasman J 2005, Riset
Perilaku Konsumen : Nilai Membeli Melalui Internet,Program Magister Manajemen
Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=96:adni-4410-psikologi-industri&Itemid=74&catid=29:fisip
0 comments:
Post a Comment