Monday, November 20, 2017

BUDGETING



Penyusunan anggaran adalah pekerjaan teknis. Bila mendengar kata anggaran maka orang pada umumnya akan membayangkan angka-angka dan estimasi serta menghubungkannya dengan hal yang berkaitan dengan keuangan. Meskipun penyusunan ini, seperti disinggung sebelumnya, merupakan tugas teknis namun tidak dapat dipungkiri bahwa dibalik itu semua adalah unsur manusia yang paling berperan. Manusia yang membuatnya dan mereka pula yang akan menggunakannya.
Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia yang dterlibat  pada saat anggaran tersebut disusun dan diimplemetasikan. Anggaran dapat mempengaruhi perilaku manusia. Adanya anggaran mengakibatkan manusia membatasi tindakannya. Anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu dan secara kontinyu dipantau serta dibandingkan. Hal ini pula yang mengakibatkan timbulnya tekanan. Di balik permasalahan yang timbul akibat anggaran, ada juga yang beranggapan bahwa anggaran dapat memberikan keuntungan oleh sebab itu ia sering digunakan. Sebenarnya hampir semua orang membuat anggaran, meskipun banyak orang yang menggunakan anggaran tidak mengakui bahwa apa yang mereka lakukan merupakan aktivitas penganggaran.
A.    Pengertian Secara Umum
Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Budget berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan apa yang tertuang di dalam Budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kah kurang sukses bekerja (Munandar, 2001: 36).

B.     Pengertian Menurut Para Ahli
1.       Menurut John R Bartizal, Budget adalah suatu pengira-iraan yang diperhitungkan didasarkan pada data yang benar walaupun dengan pobabilitas tertentu. Budget adalah suatu forecast/ramalah yang mendetail daripada hasil perencanaan kegiatan perusahaan yang didasarkan pada pengharapan yang berasaskan tentang kapasitas perusahaan.
2.      Menurut P Bakker, Budgeting berarti memimpin, mengurus, dan mengatur badan usaha melalui Budget dan merupakan alat yang diperlukan bagi pimpinan suatu badan usaha
3.      Menurut Glenn A Welsch Budget adalah suatu bentuk statement daripada rencana dan kebijakan manajemen yang dipakai sebagai petunjuk atau blueprint dalam periode tertentu.
4.      Menurut Stridiron JE Spinosa Cattela (Budgeting and Control Budget)Budgeting adalah penentuan tanggung jawab dalam angka bagi jalannya perusahaan di kemudian hari.
5.      Menurut Gunawan Adisaputra Bussines Budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen dalam masalah perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Budget merupakan kata benda yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan.

6.      Menurut Teguh Djiwanto Budget adalah suatu rancana yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka (unit barang atau uang) sebagai suatu proyeksi dari kegiatan yang akan datang dan merupakan pedoman dan garis kebijakan bagi tindakan-tindakan di masa depan serta merupakan alat kontrol yang baik bagi manajemen.
C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran
Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebi akurat diperlukan berbagai data, informasi dan pengalam yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun budget. Menurut Julita, (2010:  10) faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1.      Faktor-faktor intern yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan/lembaga sendiri.
2.       Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar
D.    Hubungan Budget dengan Manajemen
Secara sederhana, manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), mengadakan pengorganisasian (organizing), mengadakan pengarahan dan pembibingan (directing), mengadakan pengkoordanisian (ccordinating) serta mengadakan pengawasan (controling) terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk mencapai  tujuan tetentu yang telah ditetapkan.

 Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, fungsi (kegunaan) budget yang pokok adalah sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja serta sebagai alat pengawasan kerja. Dengan demikian nampaklah bahwa badget mempunyai kaitan yang sangat erat dengan manajemen/administrasi, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan rencana, pengkoordinasian kerja dan pengawasan kerja. Oleh karena itu, budget adalah alat bagi manajemen/administrasi untuk membantu menjalankan fungsi-fungsinya(Munandar, 2001: 46).

E.     Tujuan anggaran
Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain:
1.      Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
2.      Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3.      Merinci  jenis sumber dana yang dicari maupun jenis yang digunakan.
4.       Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
5.       Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
6.      Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan
F.     Tugas Budgeting

1         Memberi garis kebijakan/pedoman bagi tindakan di masa depan.
2         Menciptakan alat pengamat-amatan (control) yang baik bagi pimpinan perusahaan.
3        Memprediksi transaksi dan kejadian finansial serta non finansial di masa yang akan datang.
4        Mengembangkan informasi yang akurat dan bermakna bagi penerima anggaran.
G.    Fungsi Budget
Anggaran adalah rencana-rencana kegiatan manajerial yang dinyatakan dalam bentuk keuangan. Anggaran tersebut merupakan perencanaan laba  komprehensif jangka pendek yang memuat Tujuan dan sasaran perusahaan. Anggaran juga merupakan alat bagi manajemen yang menjamin pencapaian sasaran organisasi.
Anggaran yang disusun perusahaan tersebut harus disesuaikan dengan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Anggaran harus menggambarkan/merefleksikan adanya beban tambahan yang diperlukan usaha yang dilakukan (dalam bentuk iklan dan promosi atau pemasaran) untuk memacu/mendorong penjualan dan meningkatkan image perusahaan termasuk   estimasi biaya upah dan gaji untuk mendukung tenaga penjualan yang lebih besar dan memberikan struktur komisi yang lebih menarik dengan harapan dapat lebih memotivasi usaha-usaha penjualan. Selanjutnya,
dalam anggaran hendaknya terkandung estimasi cash flow yang berkaitan dengan waktu pengumpulan kas dari pelanggan, pembayaran kas ke supplier, dan mengantisipasi peningkatan beban rupa-rupa.
Dengan kata lain anggaran tersebut harus dibuat secara rinci mengenai bagaimana suatu perusahaan diharapkan beroperasi. Anggaran memiliki beberapa fungsi, yaitu :
ü  Merupakan hasil akhir dari suatu proses perencanaan perusahaan. Sebagai hasil negosiasi antar anggota perusahaan maka ia mengandung konsesus/kesepakatan organisasi tentang operasionalisasi tujuan perusahaan dimasa yang akan datang.
ü  Merupakan cetak biru bagi pelaksanaan tindakan, yang merefleksikan apa yang menjadi prioritas-prioritas manajemen dalam mengalokasikan sumber daya-sumber daya perusahaan. Anggaran juga memberikan indikasi mengenai bagaimana unit-unit kecil organisasi diarahkan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
ü  Berfungsi sebagai alat komunikasi internal perusahaan, yang menghubungkan satu departemen atau divisi dengan lainnya dan dengan top manajemennya.
ü   Menyatakan sasaran dalam kriteria kinerja atau standar yang dapat diukur dan dibandingkan dengan hasil operasi yang dicapai. Dengan demikian dapat dijadikan dasar bagi evaluasi/penilaian kinerja bagi manajer pusat laba dan biaya.
ü   Berfungsi sebagai alat kontrol yang dapat menunjukkan secara nyata kepada manajemen mengenai bagian-bagian yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan. Hal ini memungkinkan manajemen menentukan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
ü  Dapat mempengaruhi  dan memotivasi para manajer dan karyawan untuk melakukan tindakan  konsisten secara efisien dan efektif serta sesuai dengan sasaran organisasi.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa anggaran dapat dianggap sebagai alat manajemen untuk perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan. Dalam pelaksanaan program anggaran, penting bagi manajemen puncak untuk tidak menggunakan program ini sebagai cara menekan karyawan atau mencari kambing hitam atas suatu masalah.
Tekanan tersebut hanya akan menghasilkan permusuhan, ketegangan, ketidakpercayaan dan bukannya peningkatan kerjasama serta produktivitas. Anggaran seharusnya tidak digunakan sebagai alat penekan, tetapi sebagai alat yang positif untuk membantu pencapaian tujuan, pengukuran prestasi, dan penentuan bidang yang memerlukan usaha serta perhatian yang lebih besar. Pandangan pekerja yang salah tentang program anggaran dapat dibatasi dengan keterlibatan aktif seluruh tingkatan organisasi dan dapat juga diatasi dengan penggunaan program anggaran ini secara tepat pada periode waktu tertentu.
H.    Manfaat Penyusunan Bugdet
1.      Masalah rentabilitas menjadi normatif (dijadikan ukuran).
2.      Budget mengajarkan kepada semua pihak untuk berfikir dalam hal uang.
3.       Budget memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelidiki mengapa realisasi lebih rendah/tinggi daripada budget.
4.      Budget memberikan dasar untuk perhitungan harga pokok yang tepat.
5.      Budget mendorong pada analisis diri sendiri, sesuai dengan fungsinya sebagai alat pengendalian.
6.      Budget mengajarkan kepada para fungsionaris untuk berhemat.
7.      Budget membantu dalam memperoleh kredit dari bank (www.google.com/ jbptunikompp-gdl-nuckysnovi-26184-5-unikom_n-i).

I.       Syarat Penyusunan Budget yang Baik
1.      Organisasi dari perusahaan yang bersangkutan harus baik.
2.      Bagian administrasi/tata usaha harus dapat menyediakan angka-angka standar yang diperlukan untuk penyusunan anggaran.
3.      Setiap orang yang berhubungan dengan budget harus dibuat budget minded (sadar akan pentingnya budget).
4.      Budget harus seimbang, selaras, dan integral.
5.      Budget harus fleksibel (luwes).
6.      Budget harus tepat waktu.
7.      Budget harus realistis dan netral, tidak terlalu pesimistis atau terlalu optimistis.
J.      Keuntungan dan Kelemahan dari Penyusunan Budget
1.       Keuntungan dari Penyusunan Budget
·         Mencegah pemborosan waktu dan bahan.
·         Mencegah kapasitas lebih dan kapasitas kurang.
·         Memperlancar dan mempercepat proses produksi.
·         Menjamin koordinasi yang baik.
2.      Kelemahan dari Budget
·         Rencana budget didasarkan pada taksiran-taksiran atau pengira-iraan.
·          Program budget harus secara kontinyu disesuaikan (erat hubungannya) dengan keadaan.
·         Pelaksanaan rencana budget tidak akan terjadi secara otomatis.
·         Budget tidak dapat menggantikan tempat manajer atau bagian administrasi

K.    Proses Penyusunan Budget
Menurut Julita (2010: 106) ada tiga tahapan besar dalam proses penyusunan budget :
1.      penyusunan tujuan perusahaan,
2.      implementasi
3.      pengendalian dan evaluasi kinerja. Untuk mengembangkan suatu anggaran atau perencanaan laba ada beberapa langkah-langkah penting yang harus dilakukan, yaitu
ü  Top manajemen harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi-strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dibutuhkan sebagai pedoman agar hasil-hasilnya dapat dicapai sedangkan strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan tersebut.
ü  Sasaran harus disusun dan sumberdaya-sumberdaya harus dialokasikan. Sasaran merupakan kuantifikasi jangka pendek dari tujuan, sebagai contoh tujuan suatu perusahaan adalah dapat meraih pangsa pasar yang lebih luas, strateginya dengan melakukan promosi dan iklan di berbagai media cetak dan elektronik, sedangkan sasarannya yaitu meningkatkan penjualan sebesar 10% pada tahun berjalan.
ü   Suatu anggaran yang menyeluruh atau perencanaan laba harus disiapkan, disetujui oleh top manajemen, dan dikomunikasikan kepada supervisor dan para karyawan yang terkait
ü  Profit planning dan Comprehensive Budget digunakan untuk mengontrol biaya dan menunjukkan permasalahan-permasalahan organisasi dengan cara membandingkan secara periodik hasil aktual  dengan yang apa telah dianggarkan.
Interaksi manusia dibutuhkan dalam setiap langkah proses penganggaran ini. Oleh karenanya aspek-aspek perilaku dalam penganggaran harus benar-benar dipahami dalam rangka menghindari efek samping-efek samping tidak berfungsinya hubungan antar manusia dalam proses penganggaran ini.
1.      Goal Setting Stage / Tahap Penetapan Tujuan
Aktivitas perencanaan dimulai dengan penterjemahan tujuan utama organisasi ke dalam aktivitas spesifik dari sasaran-sasaran. Untuk mengembangkan perencanaan yang realistis dan menciptakan suatu anggaran yang dapat dilaksanakan, interaksi yang luas dibutuhkan antara lini organisasi dengan para manajer.
Controller dan direktur perencanaan memainkan kunci dalam proses interaksi antar manusia ini. Mereka bertanggungjawab untuk memprakarsai dan mengatur proses penyusunan anggaran dan untuk membantu individu-individu dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Ketika merumuskan tujuan organisasi dan menterjemahkannya ke dalam sasaran-sasaran operasional harus pula dipertimbangkan kongkruensi antara keinginan karyawan dengan kebutuhan manajer agar tujuan dan sasaran dapat dicapai.
Sasaran yang realistis dibuat melalui partisipasi yang berarti akan mempengaruhi setiap tingkatan manajer dan para karyawan, kurangnya partisipasi akan menghasilkan efek samping berupa penyimpangan perilaku. Konsep-konsep perilaku utama yang dapat mempengaruhi fase penetapan sasaran pada proses perencanaan adalah partisipasi, congruence, dan komitmen.
2.      Implementation Stage / Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi rencana formal digunakan untuk mengkomunikasikan objectives dan strategi-strategi organisasi dan untuk memotivasi secara positif orang-orang yang ada di dalam organisasi. Hal ini dapat dicapai melalui penetapan tujuan-tujuan secara rinci kepada mereka yang bertanggungjawab untuk melaksanakannya. Agar rencana dapat terlaksana, rencana tersebut harus dikomunikasikan secara efektif, terjadinya kesalahpahaman harus dapat dideteksi dan dicarikan pemecahan masalahnya.
Hanya dengan rencana formal yang disukai yang dapat menimbulkan kerjasama yang menyeluruh dari berbagai kelompok yang dapat menimbulkan motivasi. Konsep-konsep perilaku yang utama yang mempengaruhi fase implementasi adalah komunikasi, kerjasama dan koordinasi.

3.      Control and Performance Evaluation Stage / Tahap Pengendalian dan Penilaian Kinerja
Anggaran yang diimplementasikan akan berfungsi sebagai unsur kunci dalam system pengendalian. Anggaran tersebut akan menjadi tolok ukur bagi kinerja aktual dan akan menjadi dasar penilaian bagi Management by Exception. Hal itu menunjukkan bahwa management by exception jangan  hanya melihat penyimpangan/selisih yang tidak menguntungkan saja melainkan juga penyimpangan yang menguntungkan.
Penyimpangan-penyimpangan yang menguntungkan dan kinerja yang melebihi standar akan mengindikasikan bahwa masa yang akan datang menghasilkan keuntungan melalui pengetahuan dan teknologi pada operasi yang serupa. Namun demikian, penyimpangan-penyimpangan yang menguntungkan dapat pula mengindikasikan kebutuhan penyesuaian terhadap anggaran. Sementara penyimpangan-penyimpangan yang tidak menguntungkan dan kinerja di bawah standar harus segera memicu perbaikan kegiatan dalam rangka menghindari timbulnya biaya atau kerugian.
Kebijakan-kebijakan manajemen, sikap-sikap, serta kegiatan-kegiatan dalam evaluasi kinerja dan tindak lanjut dari penyimpangan mempunyai sejumlah konsekuensi perilaku, yang mana jika tidak dipahami dan dikontrol, akan menghambat keberhasilan seluruh proses perencanaan dan pengawasan. Beberapa konsekuesi perilaku yang mungkin timbul yaitu tekanan, motivasi, aspirasi dan kekhawatiran.

L.     Konsekuensi Penyimpangan pada Proses Penyusunan Budget
Fungsi-fungsi anggaran seperti penentu tujuan, pengawasan, dan mekanisme evaluasi kinerja dapat memicu sejumlah konsekuensi penyimpangan seperti ketidakpercayaan, perlawanan/penolakan, konflik internal, dan akibat sampingan lainnya yang tidak dikehendaki.
1.         Distrust
Suatu anggaran mengandung seperangkat sasaran yang spesifik. Meskipun dapat disesuaikan dengan kejadian yang tidak diantisipasi sebelumnya, ia menimbulkan kekakuan/keterkejutan/ketidakfleksibelan. Anggaran adalah sumber dari tekanan yang dapat menciptakan kecurigaan/ketidakpercayaan, permusuhan, dan menyebabkan penurunan kinerja.
Penelitian yang ada menunjukkan bahwa sejumlah kecurigaan terjadi pada proses penyusunan anggaran di tingkat supervisor. Alasan timbulnya kecurigaan/ketidakpercayaan ini didasarkan pada kepercayaan para supervisor bahwa :
ü  Anggaran cenderung terlalu menyederhanakan atau mengubah situasi “sebenarnya” dan gagal memberikan keberagaman  faktor eksternal.
ü   Anggaran tidak cukup menggambarkan variabel-variabel kualitatif seperti tenaga kerja, kualitas bahan, dan efisiensi mesin.
ü  Anggaran menggambarkan secara sederhana apa yang telah diketahui supervisor.
ü  Anggaran secara teratur digunakan untuk menggerakkan supervisor sehingga ukuran-ukuran kinerja dapat diperkirakan.
ü   Anggaran melaporkan penekanan pada hasil bukan pada sebab.
ü  Anggaran mengganggu gaya kepemimpinan para supervisor.
ü  Anggaran cenderung memberi tekanan pada kegagalan.
2.         Resistance
Meskipun anggaran digunakan secara luas dan sangat mendukung, namun tetap ditolak oleh banyak anggota organisasi. Alasan penolakan ini antara lain :
ü  Anggaran   membawa perubahan, dengan demikian mengancam status quo. Sumber-sumber pustaka ilmu sosial, manajemen, dan bidang ilmu perilaku organisasi dapat menjelaskan fenomena penolakan  terhadap adanya perubahan tersebut. Banyak orang terbiasa untuk melakukan dan memandang sesuatu dengan cara tersendiri dan tidak tertarik untuk melakukan suatu perubahan. Adalah merupakan tantangan bagi manajemen  untuk mengatasi penolakan untuk berubah  ini dan berhasil memberikan inovasi-inovasi  yang  dapat meningkatkan kinerja organisasi.

ü   Proses anggaran membutuhkan sejumlah besar perhatian dan menyita banyak waktu. Para manajer atau supervisor merasa gerah dengan adanya kebutuhan perhatian dan waktu ini yang menyebabkan  besarnya tanggung jawab hari ke hari. Oleh karena itu, umumnya mereka tidak ingin terlibat dalam proses penyusunan anggaran ini.

ü  Banyak manajer dan supervisor tidak paham mengenai seluk beluk penyusunan anggaran. Mereka takut atau tidak mau belajar tentang perencanaan dan proses penyusunan anggaran agar dapat memberikan kontribusi yang berarti.
3.          Internal Conflict
Anggaran membutuhkan interaksi antara individu-individu pada berbagai tingkatan organisasi.  Konflik internal dapat berkembang sebagai hasil dari interaksi-interaksi ini, atau sebagai hasil dari laporan kinerja yang diperbandingkan antara satu departemen dengan departemen lainnya. Gejala/tanda yang paling umum dari adanya konflik adalah ketidakmampuan untuk mencapai kerjasama antarindividu dan antarkelompok selama proses penyusunan budget.
Internal konflik menciptakan persaingan dan permusuhan dalam lingkungan kerja. Konflik dapat menyebabkan orang untuk terfokus khusus pada kebutuhan departemennya sendiri dari pada kebutuhan organisasi secara menyeluruh. Situasi ini membuat congruence menjadi lebih sulit, atau bisa jadi tidak mungkin, untuk dicapai. Hal itu membangkitkan/menimbulkan  kebencian pada manajemen dan, selanjutnya, pada anggaran.
Untuk membuat segalanya bekerja dengan baik, tekanan dapat diturunkan dan ditolak/dilawan oleh manajer tingkat bawah, yang pada akhirnya mengakibatkan tekanan dan konflik yang lebih besar lagi.
Persaingan   ini dapat meningkat sementara kualitas kerja akan menurun. Untuk mengurangi/ menghilangkan tekanan ini, kesalahan akan ditumpahkan pada individu-individu atau kelompok tertentu. Hal ini berikutnya akan membuat konflik yang lebih parah lagi antara individu dan organisasi.
Untuk mengakhiri rantai/lingkaran kemelut ini, manajemen harus mengidentifikasi dan mendiagnosa penyebabnya. Selanjutnya dilakukan   kegiatan - kegiatan yang dapat   mengurangi/menghilangkan konflik internal serta membangun keharmonisan dan hubungan kerja yang produktif.

4.         Other Unwanted Side Effects
Anggaran dapat menghasilkan efek-efek samping lainnya yang tidak diharapkan. Salah satunya adalah terbentuknya  kelompok-kelompok (informal) kecil yang menggagalkan pencapaian sasaran-sasaran anggaran. Kelompok-kelompok karyawan ini pada awalnya dibentuk untuk memerangi konflik internal dan tekanan yang muncul akibat adanya anggaran (Munandar, 2001: 97).
Tujuan mereka adalah untuk mengurangi tekanan. Namun, tujuan mereka dapat berlawanan dengan tujuan organisasi, dan akibatnya yang ditimbulkan dari aktivitas  mereka justru berlawanan dengan tujuan semula yaitu mengurangi tekanan tersebut. Kelompok karyawan ini kadang-kadang melemparkan tanggung jawab pada departemen lain,
mempertanyakan validitas data anggaran,  dan mempengaruhi dengan cara-cara yang tidak baik/perlu. Situasi ini menyulitkan  fungsi staff akuntansi untuk melaksanakan tugasnya secara efektif, menciptakan suatu tekanan dalam iklim organisasi, dan mengganggu kegunaan anggaran.
Anggaran umumnya dianggap sebagai alat manajer untuk menekan. Orang akan merasa ditekan ketika top manajemen mencoba meningkatkan efisiensi melalui pemberlakuan  output yang optimal dari input yang minimal. Sebenarnya tekanan diperlukan, tetapi tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan frustasi, kemarahan, dan penyakit-penyakit fisik yang diakibatkan oleh stress. Dalam kaitannya dengan penyakit fisik akibat stress dalam pekerjaan berikut diberikan ilustrasinya.
Tekanan anggaran paling parah dirasakan oleh para supervisor yang bertanggung jawab atas tercapainya sasaran tertentu.  Karena para supervisor umumnya tidak dapat melemparkan tanggung jawab ini pada bawahannya, mereka melakukan berbagai penyimpangan, salah satunya dengan cara mengubah proses pengukuran. Hal ini dilakukan dengan cara memanipulasi dan atau membuat keputusan operasional yang dapat meningkatkan kinerja tetapi dapat merugikan perusahaan dalam  jangka panjang. Sebagai contoh, seorang mandor dapat menunda kebutuhan pemeliharaan, membebankan beban tertentu pada akun lain, atau mengendurkan anggaran untuk meningkatkan kinerjanya.
Anggaran juga dapat menekan inisiatif individu dan inovasi-inovasi karena lebih memilih menggunakan metode-metode usaha  dengan kemungkinan keberhasilan yang telah diketahui dari pada metode-metode baru dengan kesempatan sukses belum pasti. Sehingga, individu-individu dalam organisasi umumnya kehilangan semangat inovasi.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan proses anggaran mengakibatkan perlunya pertimbangan-pertimbangan cermat yang dibutuhkan untuk mendapatkan efek samping yang diharapkan. Untuk membuat anggaran dapat berjalan semestinya, karyawan harus mengetahui fungsi /manfaat anggaran  sebagai alat positif untuk melancarkan kegiatan organisasi. Daripada memandang anggaran sebagai suatu alat keji  yang  menekan karyawan, lebih baik belajar untuk menerima anggaran sebagai alat untuk membangun kesesuaian sasaran dan sebagai standar kinerja yang memberikan keuntungan bagi seluruh anggota organisasi.

Paper ini ditulis oleh Hanafi Mahasiswa Jurusan Perbankan Syari’ah IAIN Pontianak angkatan 2017

DAFTAR PUSTAKA
Julita, Budgeting,  cet. I, Citapustaka,Bandung, 2010.
Munandar, Budgeting, Perencanaan Kerja,  cet. II. Jakarta, 2001.
Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik, Jakarta 2002
Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Bumi Aksara, Jakarta:1992).
www.google.com/ jbptunikompp-gdl-nuckysnovi-26184-5-unikom_n-i

0 comments:

Post a Comment