Friday, November 10, 2017

Dasar Public Relations

Beberapa pakar tidak menentukan secara pasti kapan timbulnya organisasi public relations. Hingga saat ini belum ada persamaan pendapat antara para ahli, kapan public relations muncul hal ini disebabkan karena tidak adanya catatan resmi ataupun dokumen otentik yang bisa memastikan mulainya timbul public relations.Ketika melihat sejarah perkembangan Public Relations, sebenarnya baru dikenal pada abad ke-20. Namun perlu dicatat bahwa sebelum abad ke-20 sudah tampak gejala-gejalanya bahkan sejak manusia masih primitif. Unsur-unsur dasarnya memberi informasi, membujuk dan mengintegrasikan khalayak selalu tampak dalam kehidupan masyarakat zaman dulu.

Kegiatan-kegiatan Public Relations pada abad pertengahan diperluas dengan adanya perkembangan kehidupan demokrasi. Sifat-sifat merasa merdeka, sama derajat dan memiliki harga diri serta jaminan atas hasil produksinya, mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perdagangan pada masa itu. Secara tidak disadari, mereka mempraktikan Public Relations dengan tujuan memberikan pelayanan yang baik kepada publiknya melalui persaingan yang bebas.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, komunikasipun dituntut untuk lebih maju lagi, sehingga kegiatan Public Relations pun semakin banyak dipergunakan, banyak dipelajari dan diteliti. Perkembangan tersebut mendorong lahirnya Public Relations dalam bentuk modern di Amerika Serikat. Public Relations yang mulanya merupakan kegiatan tanpa disadari, kini sudah menjadi suatu profesi, suatu ilmu pengetahuan yang diteliti dan dikaji secara khusus.

Istilah Public Relations atau disingkat PR atau disebut juga “Provincial” di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi Hubungan Masyarakat atau disingkat Humas, kini tampak semakin berkembang, baik dalam kegiatan studi secara akademik maupun dalam kegiatan operasionalnya, dipemerintahan atau pun lembaga-lembaga dan perusahaan swasta. Karena istilah bahasa selalu mengacu pada etimologinya, dan kedua istilah itu dibedakan oleh bahasa yang berlatarbelakang berbeda, sudah barang tentu operasionalnya dan aktualisasinya pun menjadi berbeda. Padahal maksud kedua istilah itu didasarkan pada konsep yang sama yaitu Public Relations. Untuk menghindari kesimpangsiuran pemahaman dan pengalaman konsep dimaksud di kalangan masyarakat, kiranya perlu kita ketahui sejarahnya terlebih dahulu, sehingga kita bisa mengambil pengertian yang tepat akan konsep Public Relations.

Sejarah perkembangan public Relations

Secara pasti, timbulnya orgnaisasi public relations sukar ditentukan. Sampai sekarang belum ada persamaan pendapat antara para ahli, kapan public relations muncul sebagai badan atau lembaga yang terorganisasi. Ini sebabnya tidak adanya catatan resmi ataupun dokumen otentik yang bisa memastikan mulainya timbul public relations secara terorganisasi. Ada sebagian orang bersama-sama ingin menyampaikan sejarah PR yang sangat panjang akrena mereka percaya hal itu dapat meningkatkan kredibilitasnya. Sebagai contoh Cutlip, dkk di dalam buku karangan Butterick (2012:9) menyatakan bahwa komunikasi informasi untuk memengaruhi pandangan dan tidakan dapat ditelusuri dari awal peradaban. Para arkeolog menemukan sebuah buletin pertanian di Irak yang mengatakan bagaimana para petani di tahun 1800 SM bercocok tanam dan melakukan irigasi dengan baik. Public Relations telah digunakan berabad-abad yang lalu di Inggris, dimana saat itu raja dijaga oleh Lord Chancellor sebagai “Penjaga Suara Hati Raja”.

Salah satu masalah dengan studi sejarah PR adalah tidak adanya sejarah tunggal tentang PR dari sudut pandang manapun didunia ini, dimana pada kenyataanya terdapat beberapa sejarah PR yang berbeda dan bahkan tidak berhubungan satu sama lain. PR, seperti yang sudah kita pahami saat ini, mulai dipraktikan pada akhir abad ke-19 dan diawal abad ke-20. Kaitan teori dengan praktik diilustrasikan dengan sangat baik dalam karier dan kerja dua orang figur PR yang paling berpengaruh – Ivy Ledbetter Lee dan Edward Bernays yang memberikan kontibusi baik untuk teori maupun praktik PR.

Hal yang menarik adalah mereka juga mewakili dua metode praktik PR yang berbeda dan berkebalikan. Menurut Lee, PR adalah ‘seni’ di mana krativitas dan inovasi harus kritis , sementara Edward Bernays memperoleh pengaruh dari teori psikologi milik pamanya, Sigmund Freud, di mana ia mengatakan bahwa PR bisa jadi merupakan ‘keilmuan’ praktis. Meski tidak ada yang menjelaskan apakah cerita tersebut benar atau salah, namun perlu untuk mengilustrasikan perbedaan antara keduanya. Bagi Lee, aktivitas PR tidak lebih dari serangkaian peristiwa jangka pendek untuk menarik perhatian publik dan mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, Bernays mencari teori dan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana mengintrol dan memengaruhi audiens.

Defenisi Public Relations

Sebelum mengetahui defenisi dari Public Relations ada baiknya kita mengetahui dahulu secara etimologis. Public Relations terdiri dari dua buah kata yaitu Public dan Relations. Dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti publik dan kata kedua berarti hubungan-hubungan. Jadi, Public Relations berarti hubungan-hubungan dengan publik. Adapun penjabaran untuk memahami apa yang dimaksud dari Public Relations dapat dijelaskan dengan memarpakn pengertian masing-masing kata tersebut.

Istilah public sukar diIndonesiakan, dan sampai saat ini belum ada terjemahan yang khusus serta baku. Menurut Oemi didalam buku Suhandang (2004:30) menyatakan pengertian public mengacu pada sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula dimana yang menonjol dalam public adalah perhatian dan kepentingan, bukan kehidupan atau hubungan antara anggotanya. Mengenai pengertian public lebih jelas lagi dikemukakan oleh Emory S.Bogardus di dalam buku Suhandang (2004:31) yang menyatakan bahwa public adalah sejumlah besar orang dimana sumber antara yang satu dengan yang lainya bisa tidak saling mengenal, akan tetapi semuanya mempunyai perhatian dan minat yang sama terhadap suatu masalah.

Dari beberapa pendapat tersebut mengenai arti public yang di Indonesia diartikan masyarakat dapat dikatakan berbeda. Karena dalam bahasa Inggris, istilah public dibedakan dari istilah society. Dimana kita ketahui, arti society didalam kamus bahasa Inggris-Indonesia dengan arti masyarakat. Oleh J.B.A.F Mayor Polak di dalam buku Suhandang (2004:30), masyarakat itu diartikan sebagai wadah dari seluruh antar-hubungan sosial dari seluruh jaringannya dalam artian umum, tanpa menentukan suatu batas tertentu. Jadi, yang menonjol dalam masyarakat adalah hubungan antara sejumlah insan serta adanya hidup bersama atas dasar rasa saling memiliki. Di dalam masyarakat dikenal adanya norma-norma dan etika tertentu yang membatasi lingkungan hidupnya.Maka dalam hal ini kurang tepat jika public relations di terjemahkan dalam Bahasa Indonesia sebagai Humas atau Hubungan Masyarakat. Demikian terjemahan untuk public sebaiknya kita ambil publik saja, karena tidak ada istilah lain dalam bahasa Indonesia yang sama pengertianya. 

Maka sehubungan dengan istilah public relations, kata public diartikan sebagai publik yang bermakna himpunan atau kumpulan oran-orang dan lembaga atau organisasi yang berkepentingan serta berada disekitar badan atau perusahaan di mana organisasi itu berada. Publik tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Pertama, Publik Internal yang merupakan grup atau himpunan yang berada di dalam perusahaan atau instansi yang bersangkutan yang terdiri atas: para pegawai atau karyawan, pemegang saham atau yang biasa disebut dengan stockholder public. Kedua, Publik Eksternal yaitu grup atau himpunan yang berada di luar perusahaan atau instansi yang bersangkutan yang terdiri atas para langganan, pembeli, pemasok bahan baku, orang-orang atau penduduk yang tinggal disekitar daerah dimana perusahaan atau instansi itu berada.

Kemudian istilah relations pada hakikatnya dimaksudkan dengan kegiatan membentuk suatu pertalian relasi atau menjalin hubungan satu sama lain. Lebih teknisnya lagi kegiatan dimaksud merupakan komunikasi dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara dua pihak, dimana satu dengan yang lainya sama-sama memperoleh keuntungan sehingga terikat dalam suatu hubungan kefamilian. Dari pengetian tersebut kiranya bisa dipahami pula kurang tepatnya kita menggunakan istilah hubungan masyarakat bagi terjemahan public relations.

Adapun pendapat para ahli mengenai apa itu Public Relations, dimana hingga ratusan bahkan ribuan orang telah menulis defenisi dan mencoba untuk menangkap esensi dari public relations dengan membuat daftar aktivitas utama yang ditemukan dalam praktik. Seorang ilmuan dan pemimpin profesional yang telah lama berkecimpung dalam public relations, Rd.Rex F. Harlow, yang mengoleksi berbagai defenisi dari tahun 1900 an hingga tahun 1976bsetelah menganalisa lebih dari 472 defenisi akhirnya berhasil merangkai sebuah defenisi yang mencakup baik elemen konseptual maupun elemen operasional bahwa Public relations adalah:

Fungsi manajemen yang berbeda yang membantu membentuk dan memelihara jalur komunikasi, memahami, menerima dan bekerja sama antara organisasi dengan publiknya menyangkut manajemen masalah atau persoalan membantu manajemen masalah atau persoalan membantu manajemen untuk terus terinformasi dan atau responsif terhadap opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani keinginan publik; membantu manajemen dalam mengahadapi dan menggunakan secara efektif atas perubahan, sebagai sistem peringatan untuk membantu mengantisipasi tren dan menggunakan riset serta menggunakan komunikasi yang bermanfaat dan efektif sebagai alat utamanya.

Dengan demikian, dalam istilah Public Relations yang kita kenal itu terkandung makna filosofis yang menjadi dasar kegiatanya, yaitu: pertama, Public Relations merupakan filsafat manajemen yang bersifat sosial. Kedua, Public Relations merupakan pengenjawatahan filsafat tersebut dalam bentuk kebijaksanaan tertentu. Ketiga, Public relations merupakan tindakan atas konsekuensi dari kebijaksanaa tersebut dan keempat, Public relations merupakan kegiatan komunikasi timbal balik antara suatu badan atau perusahaan dengan publiknya. Komunikasi yang memperkenalkan (diri) keberadaan perusahaanya dan menjelaskan segala kebijaksanaan perusahaan kepada publiknya, serta menerima tanggapan dan aspirasi atau selera publiknya.

Tujuan Public Relations

Menurut Steinberg di dalam buku Suhandang (2004: 53) menyatakan bahwa tujuan Public Relations adalah menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan. Menurut pendapat lain dari Dimock Marchall,dkk didalam buku Sirait (1970: 21) membagi tujuan Public Relations atas dua bagian yaitu:
1.              Secara positif berusaha mendapatkan dan menambah penilaian serta jasa baik suatu organisasi atau perusahaan.
2.              Secara defensif berusaha untuk membela diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bilaman diserang dan serangan itu kurang wajar, padahal organisasi atau perusahaan itu tidak salah (terjadi kesalahpahaman).

Dengan demikian tindakan ini merupakan salah satu aspek penjagaan atau pertahanan. Pada pokoknya kegiatan Public Relations bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat dan tingkah laku publik dengan jalan menumbuhkan penerimaan dan pengertian dari publik.
Adapun tujuan yang harus dikembangkan dalam pengembangan program public relations di bidang bisnis adalah peningkatan penjualan, keuantungan dan penginformasian kepada publik agar mereka tahu lebih banyak tentang organisasi atau perusahaan dengan cara menonjolkan keunggulan yang ditawarkan kepada publik atau pelanggan dibandingkan dengan apa yang mampu diberikan oleh pesaing, dan membantu membangun relasi yang baik dengan media.

Menurut Nova (2011: 52) menyatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan public relations adalah membangun kredibilitas dan membangkitkan motivasi bagi stakeholders perusahaan guna meminimalkan biaya pengeluaran proses transfer komunikasi yang dapat dikelompokan sebagai berikut:

  • Performance Objective

PR merupakan kegiatan komunikasi untuk mempresentasikan citra perusahaan kepada publiknya, melaksanakan serangkaian kegiatan untuk membentuk dan memperkaya identitas dan citra perusahaan di mata stakeholder.

  • Support of Consumer Market Objective

Kegiatan PR dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul sehubungan dengan kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan menitikberatkan pembahasan pada identifikasi tingkat kesadaran konsumen, sikap dan presepsi konsumen terhadap produk tayangan yang ditawarkan perusahaan. Hasil identifikasi tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan strategi pendekatan yang sesuai.

Fungsi Public Relations

Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan opini publik yang menguntungkan perusahaan atau lembaga organisasi. Adapun menurut Simanjuntak (2003:16) menjabarkan fungsi dari Public Relations sebagai berikut:

  1. Public relations membantu organisasi atau perusahaan untuk mengantisipasi dan merespon presepsi dan opini publik, nilai baru dan gaya hidup, pengalihan kekuasaan diantara pemilik dan diantar legislatif, dan untuk perubahan lain di dalam lingkungan.  Tanpa public relations yang efektif, organisasi cenderung untuk menjadi tidak peka terhadap perubahan yang terjadi disekitarnya dan pertumbuhanya justru menuju ke arah yang tidak diharapkan
  2. Public relations juga membuat informasi selalu tersedia melalui sistem infirmasi publik. Para praktisi meningkatkan pengetahuan dan pemahaman publik dengan mengungkapkan apa yang menajdi pemikiranya serta mengadakan debat dengan mengacu pada berbagai isu.
  3. Public relations melayani keinginan publik dengan kesediaanya menyuarakannya di dalam forum publik atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian publik, termasuk memperhatikan mereka kaum bawah yang tidak dapat didengar suaranya karena lepas dari perhatian media.


Praktisnya melayani masyarakat dengan menjadi mediator konflik dan dengan membangun hubungan yang menjadi kesepakatan bersama diperlukan untuk memelihara ketentraman masyarakat. Fungsi sosial ini dapat terpenuhi ketika menggantikan ketidakpedulian,paksaan, dan pendirian yang keras dengan pengetahuan,kompromi dan penyesuaian. Dengan kata lain, public relations memfasilitasi penyesuian dan memelihara sistem sosial yang membekali kita dengan kebutuhan fisik dan sosial.

Menurut profesor dari Yale dan pendiri Public Relation Quarterly, Harwood L. Childs telah memperkenalkan sebuah konsep yang lebih jauh di tahun 1930-an. Dengan berjalan melawan kebijakan konvensional, Childs menyimpulkan bahwa inti dari public relations “tidak mewakili sebuah sudut pandang, bukans eni dari perilaku mentl emosional, juga bukan pengembangan relasi hangat dan menguntungkan”. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa fungsi dasarnya:
“adalah untuk mendamaikan atau menyesuaikan dengan aspek keinginan publik dengan perilaku personal dan kotporat yang memiliki arti sosial”.

Lebih detail lagi diungkapkan dalam penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada 1981 yang mengemukakan bahwa umumnya fungsi public relations masa kini meliputi 15 pokok berikut:

  1. Memberikan konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku manusia
  2. Membuat analisis”trend” masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi
  3. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi dan memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.
  4. Menciptakan & membina komunikasi dua arah 
  5. Mencegah konflik dan salah pengertian
  6. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
  7. Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
  8. Meningkatkan iktikad baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen
  9. Memperbaiki hubungan industrial
  10. Menarik tenaga kerja yang baik agar menjadi anggota dan mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi.
  11. Memasyarakatkan produk atau layanan
  12. Mengusahakan perolehan laba yang maksimal
  13. Menciptakan jati diri institusi
  14. Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun internasional
  15. Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi.


PR, seperti yang sudah kita pahami saat ini, mulai dipraktikan pada akhir abad ke-19 dan diawal abad ke-20. Kaitan teori dengan praktik diilustrasikan dengan sangat baik dalam karier dan kerja dua orang figur PR yang paling berpengaruh – Ivy Ledbetter Lee dan Edward Bernays yang memberikan kontibusi baik untuk teori maupun praktik PR. Public Relations yang kita kenal itu terkandung makna filosofis yang menjadi dasar kegiatanya, yaitu : pertama, Public Relations merupakan filsafat manajemen yang bersifat sosial. Kedua, Public Relations merupakan pengenjawatahan filsafat tersebut dalam bentuk kebijaksanaan tertentu. Ketiga, Public relations merupakan tindakan atas konsekuensi dari kebijaksanaa tersebut dan keempat, Public relations merupakan kegiatan komunikasi timbal balik antara suatu badan atau perusahaan dengan publiknya. Komunikasi yang memperkenalkan (diri) keberadaan perusahaanya dan menjelaskan segala kebijaksanaan perusahaan kepada publiknya, serta menerima tanggapan dan aspirasi atau selera publiknya.

Dengan demikian tindakan ini merupakan salah satu aspek penjagaan atau pertahanan. Pada pokoknya kegiatan Public Relations bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat dan tingkah laku publik dengan jalan menumbuhkan penerimaan dan pengertian dari publik. Adapun tujuan yang harus dikembangkan dalam pengembangan program public relations di bidang bisnis adalah peningkatan penjualan, keuantungan dan penginformasian kepada publik agar mereka tahu lebih banyak tentang organisasi atau perusahaan dengan cara menonjolkan keunggulan yang ditawarkan kepada publik atau pelanggan dibandingkan dengan apa yang mampu diberikan oleh pesaing, dan membantu membangun relasi yang baik dengan media.

Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan opini publik yang menguntungkan perusahaan atau lembaga organisasi.

Daftar Pustaka
Butterick, Keith 2012. Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
Nova, Firsan 2011. CRISIS Public Relations: Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelolah Isu, Membangun Citra, dan Reputasi Perusahan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Ruslan, Rosandy, 2007. Manajemen Public Relations dan media Komunikasi; Konsepsi dan Aplikasi; edisi revisi cet.8. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Simandjuntak, Jhon. P dkk, 2003. Public Relations. Yogyakarta: Graha.
Suhandang, Kustadi, 2004. Public Relations Perusahaan. (Bandung: Nuansa).

Artikel ini ditulis oleh Nurul Isdayuni Mahasiswi Prodi Perbankan Syariah IAIN Pontianak Angkatan 2014.

0 comments:

Post a Comment