Beberapa pakar tidak menentukan secara pasti kapan
timbulnya organisasi public relations. Hingga saat ini belum ada persamaan
pendapat antara para ahli, kapan public relations muncul hal ini disebabkan
karena tidak adanya catatan resmi ataupun dokumen otentik yang bisa memastikan
mulainya timbul public relations.Ketika melihat sejarah perkembangan Public
Relations, sebenarnya baru dikenal pada abad ke-20. Namun perlu dicatat bahwa
sebelum abad ke-20 sudah tampak gejala-gejalanya bahkan sejak manusia masih primitif.
Unsur-unsur dasarnya memberi informasi, membujuk dan mengintegrasikan khalayak
selalu tampak dalam kehidupan masyarakat zaman dulu.
Kegiatan-kegiatan Public Relations pada abad
pertengahan diperluas dengan adanya perkembangan kehidupan demokrasi.
Sifat-sifat merasa merdeka, sama derajat dan memiliki harga diri serta jaminan
atas hasil produksinya, mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan
perdagangan pada masa itu. Secara tidak disadari, mereka mempraktikan Public
Relations dengan tujuan memberikan pelayanan yang baik kepada publiknya melalui
persaingan yang bebas.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, komunikasipun
dituntut untuk lebih maju lagi, sehingga kegiatan Public Relations pun semakin
banyak dipergunakan, banyak dipelajari dan diteliti. Perkembangan tersebut
mendorong lahirnya Public Relations dalam bentuk modern di Amerika Serikat.
Public Relations yang mulanya merupakan kegiatan tanpa disadari, kini sudah
menjadi suatu profesi, suatu ilmu pengetahuan yang diteliti dan dikaji secara
khusus.
Istilah Public Relations atau disingkat PR atau
disebut juga “Provincial” di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi
Hubungan Masyarakat atau disingkat Humas, kini tampak semakin berkembang, baik
dalam kegiatan studi secara akademik maupun dalam kegiatan operasionalnya,
dipemerintahan atau pun lembaga-lembaga dan perusahaan swasta. Karena istilah
bahasa selalu mengacu pada etimologinya, dan kedua istilah itu dibedakan oleh
bahasa yang berlatarbelakang berbeda, sudah barang tentu operasionalnya dan
aktualisasinya pun menjadi berbeda. Padahal maksud kedua istilah itu didasarkan
pada konsep yang sama yaitu Public Relations. Untuk menghindari kesimpangsiuran
pemahaman dan pengalaman konsep dimaksud di kalangan masyarakat, kiranya perlu
kita ketahui sejarahnya terlebih dahulu, sehingga kita bisa mengambil
pengertian yang tepat akan konsep Public Relations.
Sejarah
perkembangan public Relations
Secara pasti, timbulnya orgnaisasi public relations
sukar ditentukan. Sampai sekarang belum ada persamaan pendapat antara para
ahli, kapan public relations muncul sebagai badan atau lembaga yang
terorganisasi. Ini sebabnya tidak adanya catatan resmi ataupun dokumen otentik
yang bisa memastikan mulainya timbul public relations secara terorganisasi. Ada
sebagian orang bersama-sama ingin menyampaikan sejarah PR yang sangat panjang
akrena mereka percaya hal itu dapat meningkatkan kredibilitasnya. Sebagai
contoh Cutlip, dkk di dalam buku karangan Butterick (2012:9) menyatakan bahwa
komunikasi informasi untuk memengaruhi pandangan dan tidakan dapat ditelusuri
dari awal peradaban. Para arkeolog menemukan sebuah buletin pertanian di Irak
yang mengatakan bagaimana para petani di tahun 1800 SM bercocok tanam dan
melakukan irigasi dengan baik. Public Relations telah digunakan berabad-abad
yang lalu di Inggris, dimana saat itu raja dijaga oleh Lord Chancellor sebagai
“Penjaga Suara Hati Raja”.
Salah satu masalah dengan studi sejarah PR adalah
tidak adanya sejarah tunggal tentang PR dari sudut pandang manapun didunia ini,
dimana pada kenyataanya terdapat beberapa sejarah PR yang berbeda dan bahkan
tidak berhubungan satu sama lain. PR, seperti yang sudah kita pahami saat ini,
mulai dipraktikan pada akhir abad ke-19 dan diawal abad ke-20. Kaitan teori
dengan praktik diilustrasikan dengan sangat baik dalam karier dan kerja dua
orang figur PR yang paling berpengaruh – Ivy Ledbetter Lee dan Edward Bernays
yang memberikan kontibusi baik untuk teori maupun praktik PR.
Hal yang menarik adalah mereka juga mewakili dua
metode praktik PR yang berbeda dan berkebalikan. Menurut Lee, PR adalah ‘seni’
di mana krativitas dan inovasi harus kritis , sementara Edward Bernays
memperoleh pengaruh dari teori psikologi milik pamanya, Sigmund Freud, di mana
ia mengatakan bahwa PR bisa jadi merupakan ‘keilmuan’ praktis. Meski tidak ada
yang menjelaskan apakah cerita tersebut benar atau salah, namun perlu untuk
mengilustrasikan perbedaan antara keduanya. Bagi Lee, aktivitas PR tidak lebih
dari serangkaian peristiwa jangka pendek untuk menarik perhatian publik dan
mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, Bernays mencari teori dan pemahaman
yang lebih mendalam tentang bagaimana mengintrol dan memengaruhi audiens.
Defenisi
Public Relations
Sebelum mengetahui defenisi dari Public Relations
ada baiknya kita mengetahui dahulu secara etimologis. Public Relations terdiri
dari dua buah kata yaitu Public dan Relations. Dalam bahasa Indonesia, kata
pertama berarti publik dan kata kedua berarti hubungan-hubungan. Jadi, Public
Relations berarti hubungan-hubungan dengan publik. Adapun penjabaran untuk
memahami apa yang dimaksud dari Public Relations dapat dijelaskan dengan
memarpakn pengertian masing-masing kata tersebut.
Istilah public sukar diIndonesiakan, dan sampai
saat ini belum ada terjemahan yang khusus serta baku. Menurut Oemi didalam buku
Suhandang (2004:30) menyatakan pengertian public mengacu pada sekelompok orang
yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan
kepentingan yang sama pula dimana yang menonjol dalam public adalah perhatian
dan kepentingan, bukan kehidupan atau hubungan antara anggotanya. Mengenai
pengertian public lebih jelas lagi dikemukakan oleh Emory S.Bogardus di dalam
buku Suhandang (2004:31) yang menyatakan bahwa public adalah sejumlah besar
orang dimana sumber antara yang satu dengan yang lainya bisa tidak saling
mengenal, akan tetapi semuanya mempunyai perhatian dan minat yang sama terhadap
suatu masalah.
Dari beberapa pendapat tersebut mengenai arti
public yang di Indonesia diartikan masyarakat dapat dikatakan berbeda. Karena
dalam bahasa Inggris, istilah public dibedakan dari istilah society. Dimana
kita ketahui, arti society didalam kamus bahasa Inggris-Indonesia dengan arti
masyarakat. Oleh J.B.A.F Mayor Polak di dalam buku Suhandang (2004:30), masyarakat
itu diartikan sebagai wadah dari seluruh antar-hubungan sosial dari seluruh
jaringannya dalam artian umum, tanpa menentukan suatu batas tertentu. Jadi,
yang menonjol dalam masyarakat adalah hubungan antara sejumlah insan serta
adanya hidup bersama atas dasar rasa saling memiliki. Di dalam masyarakat
dikenal adanya norma-norma dan etika tertentu yang membatasi lingkungan
hidupnya.Maka dalam hal ini kurang tepat jika public relations di terjemahkan
dalam Bahasa Indonesia sebagai Humas atau Hubungan Masyarakat. Demikian
terjemahan untuk public sebaiknya kita ambil publik saja, karena tidak ada
istilah lain dalam bahasa Indonesia yang sama pengertianya.
Maka sehubungan dengan istilah public relations,
kata public diartikan sebagai publik yang bermakna himpunan atau kumpulan
oran-orang dan lembaga atau organisasi yang berkepentingan serta berada
disekitar badan atau perusahaan di mana organisasi itu berada. Publik tersebut
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Pertama, Publik Internal yang merupakan
grup atau himpunan yang berada di dalam perusahaan atau instansi yang
bersangkutan yang terdiri atas: para pegawai atau karyawan, pemegang saham atau
yang biasa disebut dengan stockholder public. Kedua, Publik Eksternal yaitu
grup atau himpunan yang berada di luar perusahaan atau instansi yang
bersangkutan yang terdiri atas para langganan, pembeli, pemasok bahan baku,
orang-orang atau penduduk yang tinggal disekitar daerah dimana perusahaan atau
instansi itu berada.
Kemudian istilah relations pada hakikatnya
dimaksudkan dengan kegiatan membentuk suatu pertalian relasi atau menjalin
hubungan satu sama lain. Lebih teknisnya lagi kegiatan dimaksud merupakan
komunikasi dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara dua pihak, dimana
satu dengan yang lainya sama-sama memperoleh keuntungan sehingga terikat dalam
suatu hubungan kefamilian. Dari pengetian tersebut kiranya bisa dipahami pula
kurang tepatnya kita menggunakan istilah hubungan masyarakat bagi terjemahan
public relations.
Adapun pendapat para ahli mengenai apa itu Public
Relations, dimana hingga ratusan bahkan ribuan orang telah menulis defenisi dan
mencoba untuk menangkap esensi dari public relations dengan membuat daftar
aktivitas utama yang ditemukan dalam praktik. Seorang ilmuan dan pemimpin
profesional yang telah lama berkecimpung dalam public relations, Rd.Rex F.
Harlow, yang mengoleksi berbagai defenisi dari tahun 1900 an hingga tahun
1976bsetelah menganalisa lebih dari 472 defenisi akhirnya berhasil merangkai
sebuah defenisi yang mencakup baik elemen konseptual maupun elemen operasional
bahwa Public relations adalah:
Fungsi manajemen yang berbeda yang membantu
membentuk dan memelihara jalur komunikasi, memahami, menerima dan bekerja sama
antara organisasi dengan publiknya menyangkut manajemen masalah atau persoalan
membantu manajemen masalah atau persoalan membantu manajemen untuk terus
terinformasi dan atau responsif terhadap opini publik; menetapkan dan
menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani keinginan publik; membantu
manajemen dalam mengahadapi dan menggunakan secara efektif atas perubahan,
sebagai sistem peringatan untuk membantu mengantisipasi tren dan menggunakan
riset serta menggunakan komunikasi yang bermanfaat dan efektif sebagai alat utamanya.
Dengan demikian, dalam istilah Public Relations
yang kita kenal itu terkandung makna filosofis yang menjadi dasar kegiatanya,
yaitu: pertama, Public Relations merupakan filsafat manajemen yang bersifat
sosial. Kedua, Public Relations merupakan pengenjawatahan filsafat tersebut
dalam bentuk kebijaksanaan tertentu. Ketiga, Public relations merupakan
tindakan atas konsekuensi dari kebijaksanaa tersebut dan keempat, Public
relations merupakan kegiatan komunikasi timbal balik antara suatu badan atau perusahaan
dengan publiknya. Komunikasi yang memperkenalkan (diri) keberadaan perusahaanya
dan menjelaskan segala kebijaksanaan perusahaan kepada publiknya, serta
menerima tanggapan dan aspirasi atau selera publiknya.
Tujuan
Public Relations
Menurut Steinberg di dalam buku Suhandang (2004:
53) menyatakan bahwa tujuan Public Relations adalah menciptakan opini publik
yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan atau
perusahaan yang bersangkutan. Menurut pendapat lain dari Dimock Marchall,dkk
didalam buku Sirait (1970: 21) membagi tujuan Public Relations atas dua bagian
yaitu:
1.
Secara positif berusaha mendapatkan dan menambah
penilaian serta jasa baik suatu organisasi atau perusahaan.
2.
Secara defensif berusaha untuk membela diri terhadap
pendapat masyarakat yang bernada negatif, bilaman diserang dan serangan itu
kurang wajar, padahal organisasi atau perusahaan itu tidak salah (terjadi
kesalahpahaman).
Dengan demikian tindakan ini merupakan salah satu
aspek penjagaan atau pertahanan. Pada pokoknya kegiatan Public Relations
bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat dan tingkah laku publik
dengan jalan menumbuhkan penerimaan dan pengertian dari publik.
Adapun tujuan yang harus dikembangkan dalam
pengembangan program public relations di bidang bisnis adalah peningkatan
penjualan, keuantungan dan penginformasian kepada publik agar mereka tahu lebih
banyak tentang organisasi atau perusahaan dengan cara menonjolkan keunggulan
yang ditawarkan kepada publik atau pelanggan dibandingkan dengan apa yang mampu
diberikan oleh pesaing, dan membantu membangun relasi yang baik dengan media.
Menurut Nova (2011: 52) menyatakan bahwa tujuan
utama dari kegiatan public relations adalah membangun kredibilitas dan
membangkitkan motivasi bagi stakeholders perusahaan guna meminimalkan biaya
pengeluaran proses transfer komunikasi yang dapat dikelompokan sebagai berikut:
- Performance Objective
PR merupakan kegiatan komunikasi untuk
mempresentasikan citra perusahaan kepada publiknya, melaksanakan serangkaian
kegiatan untuk membentuk dan memperkaya identitas dan citra perusahaan di mata
stakeholder.
- Support of Consumer Market Objective
Kegiatan PR dapat digunakan untuk mengidentifikasi
permasalahan yang timbul sehubungan dengan kegiatan komunikasi yang
dilaksanakan oleh perusahaan dengan menitikberatkan pembahasan pada
identifikasi tingkat kesadaran konsumen, sikap dan presepsi konsumen terhadap
produk tayangan yang ditawarkan perusahaan. Hasil identifikasi tersebut
kemudian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan
strategi pendekatan yang sesuai.
Fungsi
Public Relations
Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan
dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga dengan publiknya, internal maupun
eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik dalam upaya menciptakan opini publik yang menguntungkan
perusahaan atau lembaga organisasi. Adapun menurut Simanjuntak (2003:16)
menjabarkan fungsi dari Public Relations sebagai berikut:
- Public relations membantu organisasi atau perusahaan untuk mengantisipasi dan merespon presepsi dan opini publik, nilai baru dan gaya hidup, pengalihan kekuasaan diantara pemilik dan diantar legislatif, dan untuk perubahan lain di dalam lingkungan. Tanpa public relations yang efektif, organisasi cenderung untuk menjadi tidak peka terhadap perubahan yang terjadi disekitarnya dan pertumbuhanya justru menuju ke arah yang tidak diharapkan
- Public relations juga membuat informasi selalu tersedia melalui sistem infirmasi publik. Para praktisi meningkatkan pengetahuan dan pemahaman publik dengan mengungkapkan apa yang menajdi pemikiranya serta mengadakan debat dengan mengacu pada berbagai isu.
- Public relations melayani keinginan publik dengan kesediaanya menyuarakannya di dalam forum publik atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian publik, termasuk memperhatikan mereka kaum bawah yang tidak dapat didengar suaranya karena lepas dari perhatian media.
Praktisnya melayani masyarakat dengan menjadi
mediator konflik dan dengan membangun hubungan yang menjadi kesepakatan bersama
diperlukan untuk memelihara ketentraman masyarakat. Fungsi sosial ini dapat
terpenuhi ketika menggantikan ketidakpedulian,paksaan, dan pendirian yang keras
dengan pengetahuan,kompromi dan penyesuaian. Dengan kata lain, public relations
memfasilitasi penyesuian dan memelihara sistem sosial yang membekali kita
dengan kebutuhan fisik dan sosial.
Menurut profesor dari Yale dan pendiri Public
Relation Quarterly, Harwood L. Childs telah memperkenalkan sebuah konsep yang
lebih jauh di tahun 1930-an. Dengan berjalan melawan kebijakan konvensional,
Childs menyimpulkan bahwa inti dari public relations “tidak mewakili sebuah
sudut pandang, bukans eni dari perilaku mentl emosional, juga bukan
pengembangan relasi hangat dan menguntungkan”. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa
fungsi dasarnya:
“adalah untuk mendamaikan atau menyesuaikan dengan
aspek keinginan publik dengan perilaku personal dan kotporat yang memiliki arti
sosial”.
Lebih detail lagi diungkapkan dalam penelitian yang
diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada 1981 yang
mengemukakan bahwa umumnya fungsi public relations masa kini meliputi 15 pokok
berikut:
- Memberikan konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku manusia
- Membuat analisis”trend” masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi
- Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi dan memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.
- Menciptakan & membina komunikasi dua arah
- Mencegah konflik dan salah pengertian
- Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
- Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
- Meningkatkan iktikad baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen
- Memperbaiki hubungan industrial
- Menarik tenaga kerja yang baik agar menjadi anggota dan mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi.
- Memasyarakatkan produk atau layanan
- Mengusahakan perolehan laba yang maksimal
- Menciptakan jati diri institusi
- Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun internasional
- Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi.
PR, seperti yang sudah kita pahami saat ini, mulai
dipraktikan pada akhir abad ke-19 dan diawal abad ke-20. Kaitan teori dengan
praktik diilustrasikan dengan sangat baik dalam karier dan kerja dua orang
figur PR yang paling berpengaruh – Ivy Ledbetter Lee dan Edward Bernays yang
memberikan kontibusi baik untuk teori maupun praktik PR. Public Relations yang
kita kenal itu terkandung makna filosofis yang menjadi dasar kegiatanya, yaitu
: pertama, Public Relations merupakan filsafat manajemen yang bersifat sosial.
Kedua, Public Relations merupakan pengenjawatahan filsafat tersebut dalam
bentuk kebijaksanaan tertentu. Ketiga, Public relations merupakan tindakan atas
konsekuensi dari kebijaksanaa tersebut dan keempat, Public relations merupakan
kegiatan komunikasi timbal balik antara suatu badan atau perusahaan dengan
publiknya. Komunikasi yang memperkenalkan (diri) keberadaan perusahaanya dan menjelaskan
segala kebijaksanaan perusahaan kepada publiknya, serta menerima tanggapan dan
aspirasi atau selera publiknya.
Dengan demikian tindakan ini merupakan salah satu
aspek penjagaan atau pertahanan. Pada pokoknya kegiatan Public Relations
bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat dan tingkah laku publik
dengan jalan menumbuhkan penerimaan dan pengertian dari publik. Adapun tujuan
yang harus dikembangkan dalam pengembangan program public relations di bidang
bisnis adalah peningkatan penjualan, keuantungan dan penginformasian kepada
publik agar mereka tahu lebih banyak tentang organisasi atau perusahaan dengan
cara menonjolkan keunggulan yang ditawarkan kepada publik atau pelanggan
dibandingkan dengan apa yang mampu diberikan oleh pesaing, dan membantu
membangun relasi yang baik dengan media.
Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan
dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga dengan publiknya, internal maupun
eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi
publik dalam upaya menciptakan opini publik yang menguntungkan perusahaan atau
lembaga organisasi.
Daftar
Pustaka
Butterick, Keith 2012. Pengantar Public Relations:
Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
Nova, Firsan 2011. CRISIS Public Relations:
Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelolah Isu, Membangun Citra, dan Reputasi
Perusahan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Ruslan, Rosandy, 2007. Manajemen Public Relations
dan media Komunikasi; Konsepsi dan Aplikasi; edisi revisi cet.8. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Simandjuntak, Jhon. P dkk, 2003. Public Relations.
Yogyakarta: Graha.
Suhandang, Kustadi, 2004. Public Relations
Perusahaan. (Bandung: Nuansa).
Artikel ini ditulis oleh Nurul Isdayuni Mahasiswi
Prodi Perbankan Syariah IAIN Pontianak Angkatan 2014.
0 comments:
Post a Comment